Pembinaan Budidaya Magot (BSF) di Kecamatan Cimenyan, Bandung

Abstract

Di kecamatan Cimenyan, terdapat dua masalah utama. Masalah pertama adalah menumpuknya sampah yang sangat merusak lingkungan dan membahayakan kesehatan. Sementara itu, masalah kedua adalah harga pakan ternak yang tinggi, karena harus diimpor dari luar negeri.. Menurut Soemarwoto (2001), cara pengolahan sampah yang diterapkan oleh warga di kecamatan tersebut adalah dengan cara mengubur atau membakar, yang tidak hanya mencemari lingkungan tetapi juga menghasilkan zat beracun yang membahayakan kesehatan. Kedua permasalahan tersebut berpotensi untuk dapat diselesaikan dengan menggunakan Maggot Black Soldier Fly (BSF). Maggot BSF terbukti dapat mengurai sampah organik, selain itu merupakan pakan ternak yang memiliki nutrisi tinggi. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan pembinaan masyarakat mengenai cara budidaya maggot BSF di Kecamatan Cimenyan dan (2) Pembinaan dan Simulasi Prospek Budidaya Maggot BSF . Pembinaan ini melibatkan 17 peserta yang dilakukan secara online dan offline. Peserta diberikan modul lalu dibimbing untuk melakukan praktik budidaya. Penulis juga melakukan simulasi prospek budidaya maggot BSF dengan menggunakan metode sistem dinamik. Dalam penelitian ini, hasilnya menunjukkan bahwa budidaya maggot BSF menunjukkan potensi yang sangat baik untuk sepuluh tahun ke depan. Oleh karena itu, pemerintah perlu mempertimbangkan penggunaan maggot BSF sebagai cara mengurangi sampah organik, pengganti pakan ternak, dan sebagai produk bisnis yang mendukung ekonomi sirkular dan juga Sustainable Development Goals (SDGs).